Thursday, October 29, 2015

Gunung Prau, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah 2015

Gunung yang tidak terlalu tinggi ini menjadi minat tersendiri untuk para pendaki yang ingin bermanja-manja. Medan pendakian yang tidak sulit tetapi menyuguhkan pemandangan yang indah khas Dieng. Suhu yang sejuk merupakan nilai plus bagi wisatawan yang hanya ingin menikmati sunrise.

Gunung Prau memiliki ketinggian 2.565 mdpl, dan menjadi batas dari tiga kabupaten yaitu Batang, Kendal dan Wonosobo. Akses ke gunung ini terbilang mudah. Seperti saya yang berasal dari Jakarta bisa menggunakan bis jurusan Jakarta - Wonosobo (executive Rp. 120.000), lalu dilanjutkan dengan menggunakan bis kecil 3/4 atau ELF Jurusan Wonosobo ke Dieng (Rp. 10rb -20rb) . dan langsung bisa turun di depan Basecamp pendakian gunung Prau.

Oktober 2015 ini saya berkesempatan berkunjung kesana, tetapi tidak menggunakan bis. yaitu dengan kereta yang dari Ps. Senen turun di Purwokerto.setelah itu dilanjut ke terminal purwokerto menggunakan angkot dari depan stasiun. tarifnya Rp. 5000 per orang. Dari terminal purwokerto disambung menggunakan bis 3/4 jurusan Wonosobo .. sampai di pertigaan yang menuju Dieng untuk dilanjut naik ELF ke Dieng dan turun di basecamp Patak Banteng.

Kami memilih jalur pendakian via Patak Banteng dikarenakan waktu tempuh yang singkat sekitar 2 jam sudah bisa sampai ke tempat camp untuk melihat sunrise. Dan turun via basecamp Dieng yang merupakan jalur yang panjang dan lama sekitar 4 jam. Sebelum ke Basecamp baiknya menikmati kuliner dulu di sekitar kawasan wisata Dieng, tentu saja dengan mi ongklok nya. Selagi menikmati kuliner dan istirahat jetlag selama perjalanan ke lokasi bisa juga memenuhi kebutuhan logistik di sini. Sudah ada Indomaret loh.. hehehe

Jalur Patak Banteng dimulai dari rumah ruamh warga hingga ke perkebunan dan masuk hutan.
Jalur disini berdebu tidak lama dari perkebunan dimulailah jalur yang terjal hingga ke camp.
Pos I

Sepanjang jalur juga kita bisa nikmati dataran tinggi Dieng yang berbukit bukit. memang banyak yang mengatakan jalur Patak Banteng ini menyiksa. tetapi menurut saya jalur ini lah yang paling "nikmat" hehehe..

Pos II 
pos pos disini pun hanya plang nama pos tidak ada semacam pondokan atau shelter. Mungkin dikarenakan tidak tersedianya lahan yang cukup. karena sepanjang jalur curam sekali.

view dari jalur Patak Banteng

Setelah jalur terjal ini habis tibalah di camp sunrise dan kita bisa mendirikan tenda dan beristirahat untuk besok pagi menikmati sunrise.

Dan walaa keesokan harinya cuaca berkabut dan tidak cerah sehingga sunrise yang ditunggu tunggu hanya malu malu mengintip di balik kabut dan awan.. tetapi tetap saja indah.
*sunrise dengan latar belakang Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Merbabu.. what a beautyfull day to start


Tidak sampai siang kami pun packung untuk melanjutkan perjalanan turun via jalur Dieng, Jalur Dieng ini meneruskan perjalanan ke arah puncak gunung Prau. Selama perjalanan ke puncak disuguhkan jalur yang landai dan tidak terlalu curam. melewati padang rumput atau savana yang banyak disebut orang bukit teletubies.. mungkin karena berbukit landai dan berumput.. hehehe.. jadi kita bisa menikmati sambil ngobrol dan foto foto..
Savana atau biasa disebut bukit teletubies

Tidak jauh dari savana tersebut tibalah kami di puncak gunung Prau. Dari puncak ini terlihat kawasan wisata Dieng hampir keseluruhannya.
Puncak Prau 2565mdpl

 Untuk menempuh ke basecamp Dieng ini kami harus naik turun bukit karena jaraknya tempuh nya yang lumayan jauh tidak seperti jalur Patak banteng yang langsung terjal dan cepat. Dan memang jika ingin paket lengkap memang harus naik dan turun dari jalur yang berbeda .

Menuju bukit sebelah

Setelah turun dari bukit pemancar jalur mulai rimbun dan masuk hutan. Jadi siang hari pun tidak terasa panas karena tertutup hutan. Jalan setapak yang landai dan bersahabat untuk dengkul. Mungkin untuk para trail runner dijalur inilah mereka tancap gas.

Tugu Perbatasan Wonosobo dan Batang

Dan akhirnya kita samapi juga di pintu masuk jalur Dieng. ini menandakan sebentar lagi sampai basecamp Dieng di bawah. Setelah pintu hutan ini jalur berubah menjadi ladang dan sawah warga dan tidak lama sampai di rumah rumah warga.

Jalur dieng

Sampai di basecamp kita bisa bersih bersih dan mandi. Untuk sampah selama pendakian dibuang di tempat yang sudah disediakan di depan POS Dieng tersebut. Disini juga disediakan toilet dan banyak warung makan atau jajanan dan oleh2 khas Dieng.





Sekian catatan kecil perjalanan ini. Note untuk saya dan pembaca, kelola lah sampah dimanapun anda berada. jangan buang sampah sembarangan lah intinya.. hehe *mengambil kuot dari Al Akbar.

Salam.

Saturday, May 31, 2014

[Part 1] Mount Rinjani, Lombok, Indonesia 2014

Pulau Lombok, pulau di sebelah bali ini memiliki gunung yang termasuk dalam konsep seven summit nya indonesia versi bang Hendri Agustin. Dengan ketinggian 3726 mdpl tentu banyak menjadi idaman para pendaki di dalam negeri. Gunung Rinjani ini merupakan favorit para pendaki, dengan suguhan alam yang luar biasa indahnya. Suatu wisata pendakian yang lengkap menurut saya.

Sudah lama keinginan untuk trekking ke Gunung Rinjani. Gunung Rinjani dengan ketinggian 3726 mdpl yang terletak di pulau Lombok, NTB. Konon kabarnya gunung ini mempunyai jalur pendakian yang panjang, baik itu dari Sembalun maupun Senaru.
Akhir Mei 2014 dengan ditemani teman dari bangku kuliah disepakati untuk pendakian ini. Dimulai dengan book tiket jauh sebelumnya airasia untuk pulang dapat lah harga promo dari Bali ke Jakarta. Menjelang tahun 2014 untuk keberangkatan harap harap cemas karena tiket berangkat belum juga dapat. Berbekal kesabaran tiba tiba saja dapat info Garuda sedang promo lalu kita book lah untuk rute Jakarta - Lombok. Done!, tiket pun ditangan 3 bulan sebelum keberangkatan.
Sabtu, 24 Mei 2014.
Pagi hari memulai dengan persiapan packing tas muali dicek sleeping bag, jaket, cooking set, celana, sepatu, pakaian ganti, logistik. Gak lupa juga senter, pisau, dan korek api. Setelah dirasa sudah lengkap mulai dimasukin deh ke dalam tas Osprey Kestrel 38. and its near full.
Keberangkatan ke Airport diantar oleh istri dan orang tua. ngenng tiba lah di Bandara Soekarno-Hatta

flight sekitar pukul 17.00 tapi delay juga sampe 18.00 fyuhh
tiba di lombok sekitar jam 21.00
Di Bandara Lombok Praya bertemu dengan Mba Mila.. partner dari Solo.. jadi mulai dari Lombok Team kami berjumlah 3 orang.. minimalis banget. :))

Kami pun bergerak mecari transportasi untuk ke desa Sembalun. Beberapa driver menawarkan jasanya hingga akhir nya kami sepakat untuk sewa sebuah mobil dengan harga Rp. 400.000 untuk sampai di sembalun.
Tidak banyak yang kami lihat di kota Mataram karena perjalanan kami malam hari dan di kota itu pun sepi
Tiba di desa Sembalun sekitar pukul 02.00 dini hari.. Kami memilih beristirahat disebuah warung yang bertuliskan KPR (Kelompok Porter Rinjani). Kondisi warung tersebut ramai sekali oleh pendaki. Karena kebetulan tanggal yang kami pilih ini memang tanggal yg banyak hari libur nya, jadi wajar saja kaloa kami tidak kebagian tempat untuk beristirahat. Mba Mila kemungkinan masih bisa tidur didalam warung, tetapi Saya dan Ali tidur diluar warung menggunakan sleeping bag saja.
Minggu, 25 Mei 2014
Cuaca yang dingin membuat saya dan Ali bangun lebih pagi kali ini. Beberapa pendaki lain pun sudah ada yang bergerak memulai perjalanan dan juga ada sebagian yang masih bersiap siap packing. Setelah packing dan sarapan kami menuju pos pendafataran untuk urusan administrasi pendakian. Pos pun sudah ramai karena mungkin jadwal kami bertepatan dengan liburan. banyak sekali pendaki yang mendaftar sampai kami pun kehabisan porter. Walhasil harus kami bawa semuanya secara mandiri.

Setelah urusan administrasi selesai, kita pun bergerak menuju jalur pendakian. Beruntung ada beberapa pendaki menawarkan untuk sharing cost mobil pickup membawa kita ke jalur pendakian. Samapi di pintu pendakian sudah mulai terlihat Gunung yang akan kita daki. gak mau kehilangan momen kita pun poto keluarga disana.



Pendakian panjang pun dimulai. Sepanjang jalur awal pendakian disuguhkan padang rumput yang luas. terlihat beberapa sapi yang sedang memakan rumput. Cukup lama waktu tempuh untuk menyelesaikan padang rumput ini.



[Bersambung..]